Kisah Sejarah Pahlawan Nasional - Pangeran Diponegoro
Pemerintah Republik Indonesia berikan pernyataan pada Pangeran Diponegoro jadi Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1973 lewat Keppres No. 87/TK/1973.
Penghargaan terpuncak juga di dapatkan dari Organisasi PBB untuk Pendidikan, Pengetahuan Pengetahuan, serta Budaya (UNESCO) , pada 21 Juni 2013 yang mengambil keputusan Babad Diponegoro jadi Warisan Ingatan Dunia (Memory of the World) . Babad Diponegoro ialah naskah classic yang di buat sendiri oleh Pangeran Diponegoro waktu diasingkan di Manado, Sulawesi Utara, pada 1832-1833.
Histori Asal-usul Pangeran Diponegoro
Merupakan putra sulung Sultan Hamengkubuwono III, seseorang raja Mataram di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seseorang selir bernama R. A. Mangkarawati, yakni seseorang garwa ampeyan (istri non permaisuri) yang datang dari Pacitan. Pangeran Diponegoro bernama kecil Raden Mas Ontowiryo.
Mengerti kedudukannya jadi putra seseorang selir, Diponegoro menampik hasrat ayahnya, Sultan Hamengkubuwono III, untuk mengangkatnya jadi raja mataram dengan argumen ibunya tidaklah permaisuri. Diponegoro lebih tertarik pada kehidupan keagamaan serta merakyat hingga ia lebih gemar tinggal di Tegalrejo rumah eyang buyut putrinya, permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo dari pada di keraton. Pemberontakannya pada keraton diawali mulai sejak kepemimpinan Hamengkubuwana V (1822) di mana Diponegoro jadi satu diantara anggota perwalian yang mengikuti Hamengkubuwana V yang baru berumur 3 th., sedang pemerintahan sesehari dipegang oleh Patih Danureja dengan Residen Belanda. Langkah perwalian sesuai sama itu tidak di setujui Diponegoro.
Riwayat Perjuangan Pangeran Diponegoro
Perang Diponegoro berasal waktu pihak Belanda menempatkan patok di tanah punya Diponegoro di desa Tegalrejo. Beliau muak dengan perbuatan Belanda yang tak ingin menghormati rutinitas istiadat penduduk setempat dan mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.
Sikap Diponegoro yang menentang Belanda dengan cara terbuka, memperoleh simpati serta support rakyat. Atas anjuran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo, serta buat markas di satu goa yang bernama Goa Selarong. Waktu itu, Diponegoro menyebutkan kalau perlawanannya yaitu perang sabil, perlawanan hadapi golongan kafir. Semangat " perang sabil " yang dikobarkan Diponegoro membawa dampak luas sampai ke lokasi Pacitan serta Kedu. Salah seseorang tokoh agama di Surakarta, Kyai Maja, turut gabung dengan pasukan Diponegoro di Goa Selarong. Perjuangan Pangeran Diponegoro ini dapat dukungan oleh S. I. S. K. S. Pakubuwono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdaya Bupati Gagatan.
Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23. 000 orang serdadu ; satu hal yang belum juga sempat berlangsung waktu itu di mana satu lokasi yang tidaklah terlalu luas seperti Jawa Tengah serta beberapa Jawa timur dijaga oleh beberapa puluh ribu serdadu.
Pada th. 1827, Belanda melaksanakan penyerangan pada Diponegoro dengan memanfaatkan system benteng hingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada th. 1829, Kyai Maja, pemimpin spiritual pemberontakan, di tangkap. Menyusul selanjutnya Pangeran Mangkubumi serta panglima intinya Sentot Alibasya menyerah pada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Disana, Pangeran Diponegoro menyebutkan bersedia menyerahkan diri dengan prasyarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro di tangkap serta diasingkan ke Manado, selanjutnya dipindahkan ke Makassar sampai meninggal dunianya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.
Perang melawan penjajah lantas dilanjutkan oleh beberapa putera Pangeran Diponegoro. Pangeran Alip atau Ki Sodewo atau bagus Singlon, Diponingrat, diponegoro Anom, Pangeran Joned selalu melaksanakan perlawanan meskipun mesti selesai tragis. Empat Putera Pangeran Diponegoro dibuang ke Ambon, sesaat Pangeran Joned terbunuh dalam peperangan, demikian juga Ki Sodewo.
Bagus Singlon atau Ki Sodewo yaitu Putera Pangeran Diponegoro dengan Raden Ayu Citrawati. Perjuangan Ki Sadewa untuk mengikuti ayahnya didasari rasa dendam pada kematian eyangnya (Ronggo) serta ibundanya waktu Raden Ronggo dipaksa menyerah dikarenakan memberontak pada Belanda. Lewat tangan-tangan pangeran Mataram yang telah dikendalikan oleh Patih Danurejo, jadi Raden Ronggo mampu dikalahkan. Ki Sodewo kecil serta Sentot dengan keluarga bupati Madiun lantas diserahkan ke Keraton jadi tanda untuk bukti suksesnya penyerbuan.
Ki Sodewo yang masih tetap bayi lantas di ambil oleh Pangeran Diponegoro lantas dititipkan pada sahabatnya bernama Ki Tembi. Ki Tembi lantas membawanya pergi serta senantiasa berpindah-pindah tempat supaya keberadaannya tidak tercium oleh Belanda. Belanda sendiri ketika itu begitu membenci anak turun Raden Ronggo yang mulai sejak dahulu kondang jadi penentang Belanda. Atas kehendak Pangeran Diponegoro, bayi itu dinamakan Singlon yang berarti penyamaran.
Penangkapan serta pengasingan
Beragam langkah selalu diusahakan Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkan juga sayembara juga digunakan. Hadiah 50. 000 Gulden diberi pada siapapun yang dapat menangkap Diponegoro.
Pada tanggal 20 Februari 1830 Pangeran Diponegoro serta Kolonel Cleerens berjumpa di Remo Kamal, Bagelen (saat ini masuk lokasi Purworejo) . Cleerens menyarankan supaya Kanjeng Pangeran serta pengikutnya berdiam dahulu di Menoreh sembari menanti kehadiran Letnan Gubernur Jenderal Markus de Kock dari Batavia.
Tanggal 28 Maret 1830 Diponegoro menjumpai Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksa membuat perundingan serta mendorong Diponegoro supaya hentikan perang. Keinginan itu tidak diterima Diponegoro Namun Belanda sudah mempersiapkan penyergapan dengan cermat. Hari itu juga Diponegoro di tangkap serta diasingkan ke Ungaran, selanjutnya dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, serta segera ke Batavia memanfaatkan kapal Pollux pada 5 April.
11 April 1830 hingga di Batavia serta ditawan di Stadhuis (saat ini gedung Museum Fatahillah) . Sembari menanti ketentuan penyelesaian dari Gubernur Jenderal Van den Bosch.
30 April 1830 ketentuan juga keluar. Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Retnaningsih, Tumenggung Dipasana serta istri, dan beberapa pengikut yang lain seperti Mertaleksana, Banteng Wereng, serta Nyai Sotaruna juga akan dibuang ke Manado.
3 Mei 1830 Diponegoro serta rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manado serta ditawan di benteng Amsterdam.
Th. 1834 dipindahkan ke benteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan.
Pada Tanggal 8 Januari 1855 Diponegoro meninggal dunia serta dimakamkan di Makassar, pasnya di Jalan Diponegoro, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, sekitaran empat km. samping utara pusat Kota Makassar.
Selesainya Perang Jawa sebagai akhir perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak menelan korban dipihak pemerintah Hindia banyak 8. 000 serdadu berkebangsaan Eropa, 7. 000 pribumi, serta 200. 000 orang Jawa.
Dan Selesainya Perang jawa banyaknya Muncul Permainan Judi yang salah satunya adalah Prediksi togel yang sangat berkembang pesat dan banyak pula para pembuat prediksi salah satunya Angka Siluman yang membuat Prediksi togel hari ini serta menyediakan keluaran nomor togel yang sangat akurat.
No comments:
Post a Comment