Friday, April 6, 2018

Kisah Biografi Bung Tomo Sang Pahlawan Indonesia

Kisah Biografi Bung Tomo Sang Pahlawan Indonesia


TanpaJasa. - Bung Tomo yaitu pahlawan yang datang dari kota Surabaya. Beliau punyai layanan besar kepada usaha menjaga kemerdekaan Indonesia, yakni saat melawan penjajah yang menginginkan kembali menjajah Indonesia persisnya di kota Surabaya. Beliau sukses jadi orator serta membakar semangat arek-arek Suroboyo untuk melawan kembalinya penjajah yang kita kenal dengan pertempuran 10 November 1945 yang diperingati jadi Hari Pahlawan.

Kehidupan 

Bung Tomo lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya, Jawa Timur. Sutomo lebih di kenal dengan nama Bung Tomo oleh rakyat. Bung Tomo di besarkan dalam keluarga kelas menengah, dan keluarga yang begitu menghormati serta menjunjung tinggi pendidikan. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo yaitu seseorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia sempat bekerja jadi pegawai pemerintahan, jadi staf pribadi di satu perusahaan swasta, jadi asisten di kantor pajak pemerintah, serta pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Bung Tomo mengakui punyai pertalian darah dengan sebagian pendamping dekat Pangeran Diponegoro. Ibunya berdarah kombinasi Jawa Tengah, Sunda, serta Madura.

Bung Tomo senangi bekerja giat untuk melakukan perbaikan kondisi supaya jadi tambah baik. Pada waktu umur 12 th., saat ia sangat terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Bung tomo lakukan beragam pekerjaan kecil-kecilan untuk menangani efek depresi yang menempa dunia waktu itu. Terakhir ia merampungkan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, tetapi tidak sempat resmi lulus.

Di umur muda Bung Tomo aktif dalam organisasi kepanduan atau KBI. Bung Tomo lalu join dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Sutomo menyatakan kalau filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari grup ini serta dari kakeknya, adalah pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada umur 17 th., ia jadi populer saat sukses jadi orang ke-2 di Hindia Belanda yang menjangkau posisi Pandu Garuda.

Bung Tomo punyai kesukaan pada dunia jurnalisme. Ia sempat bekerja jadi wartawan terlepas pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya pada th. 1937. Satu tahun lalu, ia jadi Redaktur Mingguan Pembela Rakyat dan jadi wartawan serta penulis sudut harian berbahasa Jawa, Ekspres, di Surabaya pada th. 1939.

Pada masa pendudukan Jepang, Bung Tomo bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei, sisi Bahasa Indonesia untuk semua Jawa Timur di Surabaya pada th. 1942-1945. Waktu Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan, beliau memberitakannya dalam bhs Jawa bersama-sama wartawan senior Romo Bintarti untuk menjauhkan sensor Jepang. Setelah itu, beliau jadi Pemimpin Redaksi Kantor Berita Pada di Surabaya.

Perjuangan Pertempuran Surabaya 10 November 1945 

Pada th. 1944 ia jadi anggota Pergerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, nyaris tidak seseorang juga yang tahu dia. Tetapi semuanya menyiapkan Bung Tomo untuk menggerakkan peranannya yang begitu perlu.

Pada 19 September 1945 satu insiden berlangsung di Hotel Yamato, Surabaya. Sekumpulan orang Belanda menempatkan bendera mereka. Rakyat geram. Seseorang Belanda tewas serta bendera merah-putih-biru itu di turunkan. Sisi biru dirobek, tinggal merah-putih, yang segera dikibarkan.

Di Jakarta, pasukan Sekutu datang pada 30 September 1945. Beberapa serdadu Belanda turut rombongan. Bendera Belanda berkibar di mana-mana. Waktu itu, Bung Tomo masihlah berstatus wartawan kantor berita ANTARA. Ia juga kepala sisi penerangan Pemuda Republik Indonesia (PRI), organisasi terutama serta paling besar di Surabaya saat itu.

Di Jakarta, Bung Karno memohon beberapa pemuda untuk menahan diri, tidak mulai konfrontasi bersenjata. Bung Tomo kembali pada Surabaya. " Kita (di Surabaya) sudah peroleh kemerdekaan, sesaat di ibukota rakyat Indonesia sangat terpaksa mesti hidup dalam ketakutan, " tuturnya seperti dicatat sejarawan William H. Frederick dari Kampus Ohio, AS.

Pada bln. Oktober serta November 1945, ia jadi satu diantara Pemimpin yang begitu perlu, karna ia sukses menggerakkan serta memunculkan semangat rakyat Surabaya, yang pada saat itu Surabaya terserang habis-habisan oleh pasukan Inggris yang mendarat untuk melucutkan senjata tentara pendudukan Jepang serta membebaskan tawanan Eropa.

Pada 9 November dikeluarkannya ultimatum yang ditampakkan terhadap beberapa staf Gubernur Soerjo yang berbunyi, pertama, semua pemimpin rakyat Surabaya mesti menyerahkan diri paling lambat jam 18. 00 di hari itu dengan tangan diatas kepala. Ke-2, semua senjata mesti diserahkan. Lantas, pembunuh Mallaby menyerahkan diri. Jika ke-2 hal itu diabaikan, Sekutu akan mulai menyerang pada jam 06. 00 esok harinya. Seperti ultimatum terdahulu, pamflet memuat ultimatum disebar lewat udara. Jika tidak dipatuhi, pada 10 November mulai jam 06. 00, Inggris juga akan mulai menggempur.

Pertempuran di Surabaya, 10 November 1945, Bung Tomo tampak jadi orator ulung dimuka corong radio, membakar semangat rakyat untuk berjuang melawan tentara Inggris serta NICA-Belanda.

Thursday, April 5, 2018

6 Pahlawan Indonesia yang Pernah Kisahnya Di filmkan

6 Pahlawan Indonesia yang Pernah Kisahnya Di filmkan

6 Pahlawan Indonesia yang Pernah Kisahnya Di filmkan

Tanpa Jasa. - Dewan Film Nasional sudah mengambil keputusan 30 Maret jadi Hari Film Nasional. Hari ini berniat diambil karena di tanggal itu adalah hari pertama pengambilan gambar film Darah dan Doa, karya Usmar Ismail yang ditahbiskan jadi film nasional pertama.

Para sineas Tanah Air waktu ini sudah menujukkan taringnya dengan ada banyaknya film yang berbobot. Banyak tokoh Indonesia sebagai ide dan diangkat ke layar-lebar.

1. Soekarno 

Janganlah kadang-kadang melupakan peristiwa bangsa kita. Hal berikut yang buat Hanung Bramantyo buat film bagaimana kisah hidup dan perjuangan Sang Proklamator untuk memerdekakan bangsa Indonesia.
Dahulu, Sukarno diberinama Kusno oleh orangtuanya. Namun, karena sakit-sakitan namanya ditukar jadi Sukarno. Keinginannya, dia juga akan jadi ksatria seperti Adipati Karno. Keinginan bapaknya tercukupi. Usia 24 th. Sukarno sukses mengguncang podium dan berteriak : Kita Mesti Merdeka Saat ini!

Akibatnya dia mesti dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak seperti Komunis. Tapi keberanian Sukarno tdk sempat padam. Dia semakin menuntut. Pledoinya yg sangatlah populer Indonesia Menuntut menghantarkan dia dibuang ke Ende, lantas Bengkulu.
Perjuangannya tak petrnah padam sampai dia sukses memproklamirkan kemerdekaan RI.
Setelah kemerdekaan, Sukarno diangkat jadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta jadi perdana menteri RIS.

2. Cut Nyak Dien 

Cut Nyak Dien yaitu seseorang wanita Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan penjajahan Belanda. Cut Nyak Dien lahir pada th. 1848 di Aceh Besar di lokasi VI Mukimm, ia terlahir dari kelompok keluarga bangsawan. Ayahnya bernama Teuku Nanta Seutia, seseorang uleebalang, yang memiliki keturunan dari Datuk Makhudum Sati.

Dia menikah dengan Teuku Umar pada 1880. Mereka dikaruniai anak lelaki yang dinamakan Cut Gambang. Setelah pernikahannya dengan Teuku Umar, ia dengan Teuku Umar bertempur dengan melawan Belanda.  Hingga selanjutnya dia di tangkap dan dibawa ke Banda Aceh dan dirawat dirumah sakit. Namun, dia lalu dibuang ke ke Sumedang, Jawa Barat, karena ketakutan Belanda kalau kemunculannya juga akan membuat semangat perlawanan dan karena ia selalu terkait dengan pejuang yang belum tunduk.  Pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dien wafat karena usianya yang telah tua.

3. Ahmad Dahlan 

Kisah hidup tokoh Muhammadiyah ini sempat juga difilmkan. Nama kecil KH Ahmad Dahlan yaitu Muhammad Darwisy. Ia adalah anak ke-4 dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhnya saudaranya wanita, terkecuali adik bungsunya. Ia termasuk juga keturunan ke-2 belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seseorang yang terutama diantara Walisongo, yakni pelopor penebaran agama Islam di Jawa.

Dia aktif gulirkan gagasannya mengenai pergerakan dakwah Muhammadiyah, ia dikenal juga jadi seseorang wiraswastawan yang cukup sukses dengan berdagang batik yang saat itu adalah profesi wiraswasta yang cukup menggejala di orang-orang.

Mulai sejak awal Dahlan sudah mengambil keputusan kalau Muhammadiyah bukan hanya organisasi politik namun punya sifat sosial dan beroperasi di bagian pendidikan.

Muhammadiyah semakin lama semakin berkembang nyaris di semua Indonesia. Oleh karenanya, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengusulkan permintaan pada pemerintah Hindia Belanda untuk membangun cabang-cabang Muhammadiyah di semua Indonesia. Permintaan ini dipenuhi oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.

Atas jasa-jasa KH Ahmad Dahlan dalam memunculkan kesadaran bangsa Indonesia lewat pengembangan Islam dan pendidikan, jadi Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya jadi Pahlawan Nasional dengan surat Ketentuan Presiden No 657 th. 1961.

4. Hasyim Asyari 


Hasyim Asyari yaitu pendiri Nahdlatul Ulama yang sempat juga difilmkan. Di kelompok Nahdliyin dan ulama pesantren ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang bermakna maha guru.

Hasyim Asyari yaitu putra ke-3 dari 10 bersaudara. Ayahnya bernama Kyai Ashari, pemimpin Pesantren Keras yang ada di samping selatan Jombang.

Hasyim Asyari belajar dasar-dasar agama dari bapak dan kakeknya, Kiai Utsman yang pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang.
Mulai sejak umur 15 th., ia berkelana menimba ilmu di beberapa pesantren, diantaranya Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo.

Pada th. 1899, sepulangnya dari Mekah, Hasyim Asyari membangun Pesantren Tebu Ireng, yang nantinya jadi pesantren paling besar dan terutama di Jawa pada zaman 20.
Pada th. 1926, Hasyim Asyari jadi diantara pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang bermakna kebangkitan ulama.

5. Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto 

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto yaitu anak ke-2 dari 12 bersaudara dari bapak bernama RM Tjokroamiseno, salah seseorang petinggi pemerintahan saat itu. Kakeknya, RM Adipati Tjokronegoro, sempat juga menjabat jadi Bupati Ponorogo.

Tjokroaminoto yaitu diantara pelopor gerakan di Indonesia dan jadi guru para pemimpin-pemimpin besar di Indonesia. Pergi dari pemikirannya, melahirkan beraneka jenis ideologi bangsa Indonesia.

Pada saat itu, tempat tinggalnya pernah jadikan tempat kos para pemimpin besar untuk menimbah ilmu kepadanya, yakni Semaoen, Alimin, Muso, Sukarno, Kartosuwiryo, bahkan Tan Malaka. Tjokroaminoto yaitu orang yang saat kali pertama menampik untuk tunduk pada Belanda.

Setelah ia wafat lahirlah warna-warni gerakan Indonesia yang dibuat oleh murid-muridnya yaitu kelompok sosialis komunis yang diikuti oleh Semaoen, Muso, dan Alimin. Soekarno yang nasionalis dan Kartosuwiryo yang Islami.

Salah satu trilogi darinya yang termasyhur yaitu setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat. Ini melukiskan situasi perjuangan Indonesia pada eranya yang membutuhkan tiga kekuatan pada orang pejuang kemerdekaan.

6. Kartini 

Raden Adjeng Kartini yaitu seseorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini di kenal jadi pelopor kebangkitan wanita pribumi.  Kartini datang dari kelompok priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Ia adalah putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seseorang patih yang diangkat jadi bupati Jepara selekasnya setelah Kartini lahir.

Hingga umur 12 th., Kartini di ijinkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Disini Kartini belajar bhs Belanda. Namun setelah umur 12 th., ia mesti tinggal dirumah karena telah dapat dipingit.  Karena Kartini dapat berbahasa Belanda, jadi dirumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat pada rekan-rekan korespondensi yang datang dari Belanda. Salah nya ialah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya.

Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada perkembangan berfikir wanita Eropa. Timbul hasratnya untuk memajukan wanita pribumi, karena ia lihat kalau wanita pribumi ada pada status sosial yang rendah.  Dia menginginkan wanita punya kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Surat-surat Kartini juga diisi keinginannya untuk peroleh pertolongan dari luar.

Berkat kegigihannya, dia lalu membangun Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan lalu di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah yang lain.

Ke-Enam tokoh di atas tidak hanya pernah di jadikan Documentary Film saja. Namun ke enam tokoh di atas juga sangat sering digunakan oleh para prediktor untuk membuat sebuah Prediksi togel hari ini. yang selalu menghasilkan angka-angka Jitu dan akurat.

Wednesday, February 7, 2018

Kisah Sejarah Pahlawan Nasional - Pangeran Diponegoro

Kisah Sejarah Pahlawan Nasional - Pangeran Diponegoro

Kisah Sejarah Pahlawan Nasional - Pangeran Diponegoro

TanpaJasa. - Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta, 11 November 1785. Pangeran Diponegoro kondang dikarenakan memimpin Perang Diponegoro/Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia-Belanda. Perang itu terdaftar jadi perang dengan korban terbesar dalam histori Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia berikan pernyataan pada Pangeran Diponegoro jadi Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1973 lewat Keppres No. 87/TK/1973.

Penghargaan terpuncak juga di dapatkan dari Organisasi PBB untuk Pendidikan, Pengetahuan Pengetahuan, serta Budaya (UNESCO) , pada 21 Juni 2013 yang mengambil keputusan Babad Diponegoro jadi Warisan Ingatan Dunia (Memory of the World) . Babad Diponegoro ialah naskah classic yang di buat sendiri oleh Pangeran Diponegoro waktu diasingkan di Manado, Sulawesi Utara, pada 1832-1833.

Histori Asal-usul Pangeran Diponegoro
Merupakan putra sulung Sultan Hamengkubuwono III, seseorang raja Mataram di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seseorang selir bernama R. A. Mangkarawati, yakni seseorang garwa ampeyan (istri non permaisuri) yang datang dari Pacitan. Pangeran Diponegoro bernama kecil Raden Mas Ontowiryo.

Mengerti kedudukannya jadi putra seseorang selir, Diponegoro menampik hasrat ayahnya, Sultan Hamengkubuwono III, untuk mengangkatnya jadi raja mataram dengan argumen ibunya tidaklah permaisuri. Diponegoro lebih tertarik pada kehidupan keagamaan serta merakyat hingga ia lebih gemar tinggal di Tegalrejo rumah eyang buyut putrinya, permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo dari pada di keraton. Pemberontakannya pada keraton diawali mulai sejak kepemimpinan Hamengkubuwana V (1822) di mana Diponegoro jadi satu diantara anggota perwalian yang mengikuti Hamengkubuwana V yang baru berumur 3 th., sedang pemerintahan sesehari dipegang oleh Patih Danureja dengan Residen Belanda. Langkah perwalian sesuai sama itu tidak di setujui Diponegoro.

Riwayat Perjuangan Pangeran Diponegoro 


Perang Diponegoro berasal waktu pihak Belanda menempatkan patok di tanah punya Diponegoro di desa Tegalrejo. Beliau muak dengan perbuatan Belanda yang tak ingin menghormati rutinitas istiadat penduduk setempat dan mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.

Sikap Diponegoro yang menentang Belanda dengan cara terbuka, memperoleh simpati serta support rakyat. Atas anjuran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo, serta buat markas di satu goa yang bernama Goa Selarong. Waktu itu, Diponegoro menyebutkan kalau perlawanannya yaitu perang sabil, perlawanan hadapi golongan kafir. Semangat " perang sabil " yang dikobarkan Diponegoro membawa dampak luas sampai ke lokasi Pacitan serta Kedu. Salah seseorang tokoh agama di Surakarta, Kyai Maja, turut gabung dengan pasukan Diponegoro di Goa Selarong. Perjuangan Pangeran Diponegoro ini dapat dukungan oleh S. I. S. K. S. Pakubuwono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdaya Bupati Gagatan.

Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23. 000 orang serdadu ; satu hal yang belum juga sempat berlangsung waktu itu di mana satu lokasi yang tidaklah terlalu luas seperti Jawa Tengah serta beberapa Jawa timur dijaga oleh beberapa puluh ribu serdadu.

Pada th. 1827, Belanda melaksanakan penyerangan pada Diponegoro dengan memanfaatkan system benteng hingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada th. 1829, Kyai Maja, pemimpin spiritual pemberontakan, di tangkap. Menyusul selanjutnya Pangeran Mangkubumi serta panglima intinya Sentot Alibasya menyerah pada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Disana, Pangeran Diponegoro menyebutkan bersedia menyerahkan diri dengan prasyarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro di tangkap serta diasingkan ke Manado, selanjutnya dipindahkan ke Makassar sampai meninggal dunianya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Perang melawan penjajah lantas dilanjutkan oleh beberapa putera Pangeran Diponegoro. Pangeran Alip atau Ki Sodewo atau bagus Singlon, Diponingrat, diponegoro Anom, Pangeran Joned selalu melaksanakan perlawanan meskipun mesti selesai tragis. Empat Putera Pangeran Diponegoro dibuang ke Ambon, sesaat Pangeran Joned terbunuh dalam peperangan, demikian juga Ki Sodewo.

Bagus Singlon atau Ki Sodewo yaitu Putera Pangeran Diponegoro dengan Raden Ayu Citrawati. Perjuangan Ki Sadewa untuk mengikuti ayahnya didasari rasa dendam pada kematian eyangnya (Ronggo) serta ibundanya waktu Raden Ronggo dipaksa menyerah dikarenakan memberontak pada Belanda. Lewat tangan-tangan pangeran Mataram yang telah dikendalikan oleh Patih Danurejo, jadi Raden Ronggo mampu dikalahkan. Ki Sodewo kecil serta Sentot dengan keluarga bupati Madiun lantas diserahkan ke Keraton jadi tanda untuk bukti suksesnya penyerbuan.

Ki Sodewo yang masih tetap bayi lantas di ambil oleh Pangeran Diponegoro lantas dititipkan pada sahabatnya bernama Ki Tembi. Ki Tembi lantas membawanya pergi serta senantiasa berpindah-pindah tempat supaya keberadaannya tidak tercium oleh Belanda. Belanda sendiri ketika itu begitu membenci anak turun Raden Ronggo yang mulai sejak dahulu kondang jadi penentang Belanda. Atas kehendak Pangeran Diponegoro, bayi itu dinamakan Singlon yang berarti penyamaran.

Penangkapan serta pengasingan 


Beragam langkah selalu diusahakan Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkan juga sayembara juga digunakan. Hadiah 50. 000 Gulden diberi pada siapapun yang dapat menangkap Diponegoro.

Pada tanggal 20 Februari 1830 Pangeran Diponegoro serta Kolonel Cleerens berjumpa di Remo Kamal, Bagelen (saat ini masuk lokasi Purworejo) . Cleerens menyarankan supaya Kanjeng Pangeran serta pengikutnya berdiam dahulu di Menoreh sembari menanti kehadiran Letnan Gubernur Jenderal Markus de Kock dari Batavia.

Tanggal 28 Maret 1830 Diponegoro menjumpai Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksa membuat perundingan serta mendorong Diponegoro supaya hentikan perang. Keinginan itu tidak diterima Diponegoro Namun Belanda sudah mempersiapkan penyergapan dengan cermat. Hari itu juga Diponegoro di tangkap serta diasingkan ke Ungaran, selanjutnya dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, serta segera ke Batavia memanfaatkan kapal Pollux pada 5 April.

11 April 1830 hingga di Batavia serta ditawan di Stadhuis (saat ini gedung Museum Fatahillah) . Sembari menanti ketentuan penyelesaian dari Gubernur Jenderal Van den Bosch.

30 April 1830 ketentuan juga keluar. Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Retnaningsih, Tumenggung Dipasana serta istri, dan beberapa pengikut yang lain seperti Mertaleksana, Banteng Wereng, serta Nyai Sotaruna juga akan dibuang ke Manado.

3 Mei 1830 Diponegoro serta rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manado serta ditawan di benteng Amsterdam.

Th. 1834 dipindahkan ke benteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan.

Pada Tanggal 8 Januari 1855 Diponegoro meninggal dunia serta dimakamkan di Makassar, pasnya di Jalan Diponegoro, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, sekitaran empat km. samping utara pusat Kota Makassar.

Selesainya Perang Jawa sebagai akhir perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak menelan korban dipihak pemerintah Hindia banyak 8. 000 serdadu berkebangsaan Eropa, 7. 000 pribumi, serta 200. 000 orang Jawa.

Dan Selesainya Perang jawa banyaknya Muncul Permainan Judi yang salah satunya adalah Prediksi togel yang sangat berkembang pesat dan banyak pula para pembuat prediksi salah satunya Angka Siluman yang membuat Prediksi togel hari ini serta menyediakan keluaran nomor togel yang sangat akurat.

Monday, February 5, 2018

Sejarah Singkat Kehidupan Mohammad Hatta

Sejarah Singkat Kehidupan Mohammad Hatta

Sejarah Singkat Kehidupan Mohammad Hatta

TanpaJasa. - Drs. Mohammad Hatta (1902–1980) adalah wakil presiden pertama RI (1945–1957) dan sebagai bapak koperasi Indo-nesia. Beliau juga sangat berperan dalam upaya memperoleh pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda terhadap kedau-latan RI. Mohammad Hatta lahir di Bukit-tinggi, Sumatra Barat pada 12 Agustus1902. Jenjang pendidikannya ditempuh di Europoesche Lagere School (ELS) di Bukit-tinggi, Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) di Padang, dan Handels Middelsbare School (HMS) di Jakarta.

Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond. Tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar di Handels Hoge School Rotterdam. Ia mendaftar pada Indische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). 

Koran Hindia Poetra, terbit & pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Perpanjangan rencana studinya itu memungkinkan Hatta terpilih menjadi Ketua PI pada tanggal 17 Januari 1926. Pada kesempatan itu, ia berpidato tentang Struktur Ekonomi.

Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Pada tahun 1926, Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis.
Dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala tuduhan. Dalam sidang bersejarah, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yg mengagumkan yakni "Indonesia Vrij" atw "Indonesia Merdeka".

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta para tokoh lainnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan dan Drs. Moh. Hatta sebagai pendampingnya, bahkan dalam teks proklamasi tersebut tercantum nama dan tanda tangan mereka berdua atas nama bangsa Indonesia. Oleh karena itulah, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diberi gelar sebagai pahlawan proklamator pada tahun 1986.

Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. 

Pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925 - Sejarah Kehidupan Mohammad Hatta. Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.

Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra'jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. 

Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada kader-kadernya. Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra'jat, yang berjudul "Soekarno Ditahan" (10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan "Sikap Pemimpin" (10 Desember.

Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal. Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.

Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa. Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan.

Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dari usaha Pemerintah Belanda yang ingin menjajah kembali. Pemerintah Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dua kali perundingan dengan Belanda menghasilkan Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Reville, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan akibat kecurangan pihak Belanda. Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai). Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB agar Belanda dihukum.

Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).
Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul "Lampau dan Datang". Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi.

Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang Ekonomi - Sejarah Kehidupan Mohammad Hatta. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul "Menuju Negara Hukum".

Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara. Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.

Saturday, February 3, 2018

Kisah Perjuangan Soekarno Sang Proklamator dan Presiden RI Pertama

Kisah Perjuangan Soekarno Sang Proklamator dan Presiden RI Pertama

Kisah Perjuangan Soekarno Sang Proklamator dan Presiden RI Pertama

TanpaJasa. - Soekarno merupakan Presiden Indonesia pertama. Dia jugalah pahlawan bangsa, serta sang proklamator kemerdekaan Republik Indonesia. Soekarno merupakan presiden yang berani melawan musuh yang dipandang dapat mengganggu kedaulatan Republik Indonesia. Bagaimana profil Soekarno serta bagaimana cerita hidupnya, tersebut kami paparkan.

Cerita Hidup Soekarno 


Soekarno yang umum di panggil Bung Karno ini lahir di Surabaya, 6 Juni 1901 dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Waktu kecil, Soekarno cuma tinggal satu tahun lebih dengan orang tuanya di Blitar. Semasa SD sampai tamat ia tinggal di Surabaya. Ia meneruskan sekolah di HBS (Hoogere Burger School) . Waktu belajar di HBS itu, Soekarno sudah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS th. 1920, geser ke Bandung serta melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang saat ini jadi ITB) . Ia berhasil memperoleh titel " Ir " pada 25 Mei 1926.

Pada 4 Juli 1927 Soekarno dirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mengakibatkan, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Dia digolongkan jadi tahanan yang beresiko. Bung Karno muda demikian semangat memperjuangkan kemerdekaan. Namun mulai sejak dipenjara komunikasi Bung Karno dengan rekan-rekan seperjuangannya hampir putus.

Delapan bln. lalu ia baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menuntut, beliau memperlihatkan kemurtadan Belanda. Pembelaannya itu buat Belanda semakin geram. Sehingga pada Juli 1930, PNI juga dibubarkan.

Setelah bebas pada th. 1931, Soekarno gabung dengan Partindo serta sekalian memimpinnya. Mengakibatkan, beliau kembali di tangkap Belanda serta dibuang ke Ende, Flores, th. 1933. Empat th. lalu dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah lewat perjuangan yang sangat panjang, serta mesti alami sekian kali dipenjara serta diasingkan, pada akhirnya Bung Karno serta Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada th. 1945. Ia juga yang merumuskan Pancasila jadi basic Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, Soekarno jadi presiden pertama serta wakilnya merupakan Bung Hatta. Soekarno merupakan presiden yang dapat menjadikan satu nusantara. Bahkan ia dapat menyatukan bangsa-bangsa di Asia serta Afrika dalam konferensi Asia Afrika di Bandung pada th. 1955 yang lalu berkembang jadi Pergerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang membawa dampak penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Soekarno juga kirim surat Supersemar untuk mengamankan negara yang kacau. Namun kelihatannya Supersemar jadikan legitimasi untuk ambil alih kekuasaan serta singkirkan Soekarno. MPR juga mengangkat Soeharto jadi presiden. Keaslian Supersemar juga sampai sekarang ini masih tetap misteri.

Pada th. 21 Juni 1970 Soekarno wafat dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta serta dimakamkan di Blitar, Jawa timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya jadi " Pahlawan Proklamasi " .

Friday, February 2, 2018

10 Pahlawan nasional Yang Paling Menginspirasi Bangsa Indonesia

10 Pahlawan nasional Yang Paling Menginspirasi Bangsa Indonesia

10 Pahlawan nasional Yang Paling Menginspirasi Bangsa Indonesia

TanpaJasa. - Bulan Agustus jadi bln. yang paling terutama dalam peristiwa bangsa Indonesia. Persisnya pada tanggal 17 Agustus, semuanya rakyat di negeri ini memperingati Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Kemerdekaan dari tangan beberapa penjajah, Belanda serta Jepang ini sendiri tdk terlepas dari perjuangan beberapa pahlawan bangsa. Narasi kepahlawanan mereka juga masih tetap dikenang sampai sekarang ini. Tersebut 10 pahlawan nasional yang paling menimbulkan inspirasi bangsa Indonesia.

10.Bung Tomo.
Siapa yg tidak kenal dengan Bung Tomo? Sosok pahlawan nasional ini selamanya diidentikkan dengan Hari Pahlawan yang diperingati tiap-tiap tanggal 10 November. Pejuang sekalian tokoh jurnalis asal Surabaya itu berhasil kobarkan semangat juang rakyat Indonesia dengan semboyan ‘Merdeka atau Mati’ dalam pertempuran besar melawan pasukan penjajah di Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Momen itu dikenang jadi Hari Pahlawan.

9.Mohammad Hatta 
Tokoh nasional yang lebih di kenal dengan sapaan Bung Hatta ini sebagai salah seseorang proklamator. Sejak muda, pria kelahiran Bukittinggi, 12 Agustus 1902 serta lulusan Belanda ini telah di kenal jadi aktivis serta organisatoris, sampai jadi seseorang negarawan yang seringkali mengikuti Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah merdeka, dia juga diangkat jadi Wakil Presiden Indonesia, dengan Soekarno jadi presiden.

8.Pattimura 
Dia sebagai panglima perang dalam perjuangan rakyat Maluku melawan VOC Belanda. Dibawah komando Pattimura, beberapa kerajaan Nusantara seperti Ternate serta Tidore menyatu hadapi penjajah pada th. 1817. Tetapi, pria yang bernama asli Thomas Matulessy ini tertangkap serta digantung di Ambon pada tanggal 16 Desember 1817. Saat ini namanya juga dikenang jadi pahlawan nasional, serta jadikan nama jalan, stadion serta kampus.

7.Tuanku Imam Bonjol
Perlawanan heroik diperlihatkan oleh Tuanku Imam Bonjol dalam Perang Padri di Sumatera Barat. Selama lima th., dia dengan pasukannya berhasil buat penjajah ada masalah hadapi Kaum Padri, sampai pada th. 1838 Belanda selanjutnya bisa menangkapnya lewat tipu muslihat. Dahsyatnya pertempuran ini diabadikan berbentuk museum serta Monumen Imam Bonjol yang berada di Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

6.Cut Nyak Dhien 
Cut Nyak Dhien sebagai salah seseorang pahlawan nasional wanita dari Aceh. Dia turut memimpin perlawanan rakyat pada Belanda pada kala Perang Aceh, mulai sejak menikah dengan Teuku Umar di th. 1880. Tetapi, pada th. 1899, Teuku Umar juga gugur di tangan Belanda, maka Cut Nyak Dhien mesti berjuang sendiri memimpin pasukannya, sampai selanjutnya dia di tangkap pasukan Belanda di Meulaboh, Aceh pada th. 1901.

5Ki Hajar Dewantara
Nama Ki Hajar Dewantara identik dengan dunia pendidikan Indonesia. Bahkan juga, hari kelahiran pria asal Yogyakarta yang miliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini pada tanggal 2 Mei juga diperingati jadi Hari Pendidikan Nasional. Debutnya dalam dunia pendidikan merupakan jadi pendiri Perguruan Taman Siswa yang ditujukan utk beberapa masyarakat pribumi pada jaman penjahan Belanda yg tidak dapat memperoleh pendidikan.

4.Pangeran Diponegoro 
Pahlawan nasional ini di kenal karna memimpin Perang Diponegoro di Jawa pada kurun saat 1825-1830, yang terdaftar jadi perang dengan korban paling banyak dalam peristiwa Indonesia. Selama lima th., perang terbuka berlangsung di beberapa daerah utam di nyaris semua Pulau Jawa. Belanda juga pernah ada masalah menundukkan Pangeran Diponegoro, di mana beberapa ribu serdadu mereka jadi korban serta memicu kerugian 20 juta gulden.

3.RA Kartini 
Salah seseorang pahlawan nasional wanita ini udah menggunakan beberapa hidupnya utk memperjuangkan kesetaraan hak kaumnya. RA Kartini memanglah sebagai seseorang wanita ningrat yang miliki pemikiran moderat. Dia juga membangun sekolah pribadi utk golongan wanita bernama Sekolah Kartini di Semarang pada th. 1912. Untuk kembali kenang perjuangannya, tanggal lahirnya pada 21 April diperingati jadi Hari Kartini.

2.Jenderal Soedirman 
Diangkat jadi Panglima Besar TKR (saat ini TNI) pada tanggal 18 Desember 1948 dengan pangkat jenderal, Soedirman juga segera hadapi Agresi Militer II oleh Belanda ke Yogyakarta satu hari selanjutnya. Dengan pasukan kecil serta dokter pribadi, dia mulai perlawanan gerilya sepanjang tujuh bln.. Dia juga mengomandoi kesibukan militer di Jawa, termasuk juga Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta di pimpin Letnan Kolonel Soeharto.

1.Soekarno 
Inilah pahlawan nasional yang paling menimbulkan inspirasi bangsa Indonesia. Terkecuali jadi tokoh proklamator serta Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno dikenal juga jadi pencetus basic Negara, Pancasila. Tidak cuma itu saja, dia juga merupakan seseorang orator yang handal serta politikus cerdas yang kuasai delapan bhs. Tokoh bangsa yang di kenal dengan sapaan Bung Karno ini selamanya dapat menggetarkan hati beberapa pendengarnya pas berpidato.

Sunday, January 28, 2018

Kisah Seorang Pahlawan K.H.Abdul Halim

Kisah Seorang Pahlawan K.H.Abdul Halim

Kisah Seorang Pahlawan K.H.Abdul Halim


TanpaJasa. - Abdul Halim Terlahir dengan nama Otong Syatori pada 26 Juni 1887 di Desa Ciborelang, Kecamatan Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat. Ia yaitu bungsu dari delapan bersaudara. Ayahnya seseorang penghulu di lokasi Jatiwangi bernama K. H. Muhammad Iskandar serta ibunya bernama Nyi Hj. Siti Mutmainnah. Mulai sejak kecil, beliau telah mendalami pengetahuan agama dengan telaten.

Sembari menuntut pengetahuan, beliau mencari nafkah dengan berdagang yang nantinya turut membuat pemikirannya dalam melakukan perbaikan system ekonomi rakyat. Saat berumur 22 th., Abdul Halim pergi menunaikan ibdah haji. Tak semata melaksanakan ibadah, beliau juga menuntut pengetahuan pada ulama terpenting di Tanah Suci, termasuk juga bersua dengan K. H. Mas Mansyur dari Surabaya (tokoh Muhammadiyah) serta KH. Abdul Wahab Hasbullah (tokoh NU). Sesudah dirasakan layak, Abdul Halim kembali selangkah buat selangkah. Organisasi ke Tanah Air pada th. 1911. Sepulang dari berhaji, beliau bertukar nama jadi Abdul Halim.

Ditahun yang sama, Abdul Halim membangun pesantren. Nama pesantren sederhana yang berdiri diatas tanah mertuanya, K. H. Muhammad Ilyas, ini bernama Majelis Pengetahuan. Perlahan-lahan, pesantren ini selalu berkembang hingga dapat membuat asrama untuk beberapa santri. Setahun lantas, beliau membangun Hayatul Qulub. Instansi itu mempunyai tujuan untuk meningkatkan inspirasi pembaruan pendidikan, pengembangan sosial ekonomi serta kemasyarakatan. Anggotanya terdiri atas tokoh orang-orang, santri, pedagang, serta petani.

Halim membuat beberapa langkah perbaikannya yang mencakup delapan bagian perbaikan yang dimaksud dengan Islah as-Samaniyah yang meliputi Islah al-aqidah (perbaikan aqidah), Islah ai beribadah (perbaikan ¡badah), Islah at tarbiyah (perbaikan pendidikan), Islah al-a’ilah (perbaikan keluarga), islah al-addah (perbaikan tradisi), islah al mujtama’ (perbaikan orang-orang), Islah al-Iqtishad (perbaikan perekonomian), serta Islah al-ummah (perbaikan jalinan umat serta tolong-menolong). Semua dijalankan dengan berkaitan, itu selalu berkembang. Keberadaannya bisa melakukan perbaikan kondisi orang-orang kecil. Itu buat pemerintah colonial Belanda mulai menyimpan berprasangka buruk. Dengan diam-diam pemerintah mengutus polisi rahasia (Politiek Inlichtingen Dienst/PID) untuk mengawasi Abdul Halim serta organisasinya.

Th. 1915, Hayatul Qulub dibubarkan. Penjajah Belanda berasumsi organisasi itu jadi penyebabnya terjadinya lebih dari satu kerusuhan (terlebih pada pribumi serta China). Walau dibubarkan, kerjaannya tetaplah jalan. Pada 16 Mei 1916, Abdul Halim membangun Jam’iyah l’anah al-Muta’alimin jadi usaha selalu meningkatkan pendidikan yang kembali dibubarkan Belanda. Abdul Halim tidak kapok. Pada th. Itu juga, ia membangun Persyarikatan Ulama dengan perlindungan H. O. S. Cokroaminoto. Organisasi itu disadari oleh pemerintahan kolonial Belanda pada 21 Desember 1917. Persyarikatan Ulama selalu berkembang. Pada 1924, organisasi ini telah menyebar ke semua Jawa serta Madura. Th. 1937, menebar ke semua Indonesia.

Abdul Halim yaitu seseorang berfikiran maju serta cerdas. Beliau sadar semuanya upayanya memerlukan cost. Karenanya, beliau meningkatkan beraneka usaha, dari mulai pertanian, percetakan, serta pabrik tenun. Beberapa guru di pesantrennya mesti turut menanamkan saham biar usaha dengan itu jadi tambah berkembang. Yayasan yatim piatu juga turut dibangun atas prakarsanya. Ia juga membangun pesantren Santi Asromo (bhs jawa kuno yang bermakna tempat sepi, sunyi) di Majalengka pada April 1942 yang memberi bekal ketrampilan pada santri biar nantinya dapat hidup mandiri.

Abdul Halim aktif berfungsi menentang pemerintahan kolonial. Pada 1912, ia jadi pimpinan Serikat Islam cabang Majalengka. Pada 1928, ia diangkat jadi pengurus Majelis Ulama yang dibangun Sarekat Islam dengan K. H. M. Anwaruddin dari Rembang serta K. H. Abdullah Siradj dari Yogyakarta. Ia juga jadi anggota pengurus MIAI (Majlis Islam A’la Indonesia) yang dibangun pada 1937 di Surabaya.

Pada 1943, sesudah MIAI bertukar jadi Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), ia jadi salah seseorang pengurusnya. Ia termasuk juga salah seseorang anggota Tubuh Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1945, anggota Komite Nasional indonesia Pusat (KNIP), serta anggota Konstituante pada 1955. Ketika berlangsung agresi Belanda pada 1947, beliau turut berjuang serta terpaksa sekali mundur dengan rakyat serta tentara ke pedalaman untuk membuat kiat perlawanan. Ia juga menentang keras dibangunnya Negara Pasundan oleh Belanda pada 1948.

  • Tempat/Tgl.Lahir : Majalengka, 26 Juni 1887
  • Tempat/Tgl.Wafat : Majalengka 6 Mei 1962
  • SK Presiden : Kappres No 41/TK/2008, Tgl. 6 November 2008
  • Gelar : Pahlawan Nasional