Wednesday, February 7, 2018

Kisah Sejarah Pahlawan Nasional - Pangeran Diponegoro

Kisah Sejarah Pahlawan Nasional - Pangeran Diponegoro

Kisah Sejarah Pahlawan Nasional - Pangeran Diponegoro

TanpaJasa. - Pangeran Diponegoro lahir di Yogyakarta, 11 November 1785. Pangeran Diponegoro kondang dikarenakan memimpin Perang Diponegoro/Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia-Belanda. Perang itu terdaftar jadi perang dengan korban terbesar dalam histori Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia berikan pernyataan pada Pangeran Diponegoro jadi Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1973 lewat Keppres No. 87/TK/1973.

Penghargaan terpuncak juga di dapatkan dari Organisasi PBB untuk Pendidikan, Pengetahuan Pengetahuan, serta Budaya (UNESCO) , pada 21 Juni 2013 yang mengambil keputusan Babad Diponegoro jadi Warisan Ingatan Dunia (Memory of the World) . Babad Diponegoro ialah naskah classic yang di buat sendiri oleh Pangeran Diponegoro waktu diasingkan di Manado, Sulawesi Utara, pada 1832-1833.

Histori Asal-usul Pangeran Diponegoro
Merupakan putra sulung Sultan Hamengkubuwono III, seseorang raja Mataram di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seseorang selir bernama R. A. Mangkarawati, yakni seseorang garwa ampeyan (istri non permaisuri) yang datang dari Pacitan. Pangeran Diponegoro bernama kecil Raden Mas Ontowiryo.

Mengerti kedudukannya jadi putra seseorang selir, Diponegoro menampik hasrat ayahnya, Sultan Hamengkubuwono III, untuk mengangkatnya jadi raja mataram dengan argumen ibunya tidaklah permaisuri. Diponegoro lebih tertarik pada kehidupan keagamaan serta merakyat hingga ia lebih gemar tinggal di Tegalrejo rumah eyang buyut putrinya, permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo dari pada di keraton. Pemberontakannya pada keraton diawali mulai sejak kepemimpinan Hamengkubuwana V (1822) di mana Diponegoro jadi satu diantara anggota perwalian yang mengikuti Hamengkubuwana V yang baru berumur 3 th., sedang pemerintahan sesehari dipegang oleh Patih Danureja dengan Residen Belanda. Langkah perwalian sesuai sama itu tidak di setujui Diponegoro.

Riwayat Perjuangan Pangeran Diponegoro 


Perang Diponegoro berasal waktu pihak Belanda menempatkan patok di tanah punya Diponegoro di desa Tegalrejo. Beliau muak dengan perbuatan Belanda yang tak ingin menghormati rutinitas istiadat penduduk setempat dan mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.

Sikap Diponegoro yang menentang Belanda dengan cara terbuka, memperoleh simpati serta support rakyat. Atas anjuran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo, serta buat markas di satu goa yang bernama Goa Selarong. Waktu itu, Diponegoro menyebutkan kalau perlawanannya yaitu perang sabil, perlawanan hadapi golongan kafir. Semangat " perang sabil " yang dikobarkan Diponegoro membawa dampak luas sampai ke lokasi Pacitan serta Kedu. Salah seseorang tokoh agama di Surakarta, Kyai Maja, turut gabung dengan pasukan Diponegoro di Goa Selarong. Perjuangan Pangeran Diponegoro ini dapat dukungan oleh S. I. S. K. S. Pakubuwono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdaya Bupati Gagatan.

Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23. 000 orang serdadu ; satu hal yang belum juga sempat berlangsung waktu itu di mana satu lokasi yang tidaklah terlalu luas seperti Jawa Tengah serta beberapa Jawa timur dijaga oleh beberapa puluh ribu serdadu.

Pada th. 1827, Belanda melaksanakan penyerangan pada Diponegoro dengan memanfaatkan system benteng hingga Pasukan Diponegoro terjepit. Pada th. 1829, Kyai Maja, pemimpin spiritual pemberontakan, di tangkap. Menyusul selanjutnya Pangeran Mangkubumi serta panglima intinya Sentot Alibasya menyerah pada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang. Disana, Pangeran Diponegoro menyebutkan bersedia menyerahkan diri dengan prasyarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro di tangkap serta diasingkan ke Manado, selanjutnya dipindahkan ke Makassar sampai meninggal dunianya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Perang melawan penjajah lantas dilanjutkan oleh beberapa putera Pangeran Diponegoro. Pangeran Alip atau Ki Sodewo atau bagus Singlon, Diponingrat, diponegoro Anom, Pangeran Joned selalu melaksanakan perlawanan meskipun mesti selesai tragis. Empat Putera Pangeran Diponegoro dibuang ke Ambon, sesaat Pangeran Joned terbunuh dalam peperangan, demikian juga Ki Sodewo.

Bagus Singlon atau Ki Sodewo yaitu Putera Pangeran Diponegoro dengan Raden Ayu Citrawati. Perjuangan Ki Sadewa untuk mengikuti ayahnya didasari rasa dendam pada kematian eyangnya (Ronggo) serta ibundanya waktu Raden Ronggo dipaksa menyerah dikarenakan memberontak pada Belanda. Lewat tangan-tangan pangeran Mataram yang telah dikendalikan oleh Patih Danurejo, jadi Raden Ronggo mampu dikalahkan. Ki Sodewo kecil serta Sentot dengan keluarga bupati Madiun lantas diserahkan ke Keraton jadi tanda untuk bukti suksesnya penyerbuan.

Ki Sodewo yang masih tetap bayi lantas di ambil oleh Pangeran Diponegoro lantas dititipkan pada sahabatnya bernama Ki Tembi. Ki Tembi lantas membawanya pergi serta senantiasa berpindah-pindah tempat supaya keberadaannya tidak tercium oleh Belanda. Belanda sendiri ketika itu begitu membenci anak turun Raden Ronggo yang mulai sejak dahulu kondang jadi penentang Belanda. Atas kehendak Pangeran Diponegoro, bayi itu dinamakan Singlon yang berarti penyamaran.

Penangkapan serta pengasingan 


Beragam langkah selalu diusahakan Belanda untuk menangkap Diponegoro. Bahkan juga sayembara juga digunakan. Hadiah 50. 000 Gulden diberi pada siapapun yang dapat menangkap Diponegoro.

Pada tanggal 20 Februari 1830 Pangeran Diponegoro serta Kolonel Cleerens berjumpa di Remo Kamal, Bagelen (saat ini masuk lokasi Purworejo) . Cleerens menyarankan supaya Kanjeng Pangeran serta pengikutnya berdiam dahulu di Menoreh sembari menanti kehadiran Letnan Gubernur Jenderal Markus de Kock dari Batavia.

Tanggal 28 Maret 1830 Diponegoro menjumpai Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksa membuat perundingan serta mendorong Diponegoro supaya hentikan perang. Keinginan itu tidak diterima Diponegoro Namun Belanda sudah mempersiapkan penyergapan dengan cermat. Hari itu juga Diponegoro di tangkap serta diasingkan ke Ungaran, selanjutnya dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, serta segera ke Batavia memanfaatkan kapal Pollux pada 5 April.

11 April 1830 hingga di Batavia serta ditawan di Stadhuis (saat ini gedung Museum Fatahillah) . Sembari menanti ketentuan penyelesaian dari Gubernur Jenderal Van den Bosch.

30 April 1830 ketentuan juga keluar. Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Retnaningsih, Tumenggung Dipasana serta istri, dan beberapa pengikut yang lain seperti Mertaleksana, Banteng Wereng, serta Nyai Sotaruna juga akan dibuang ke Manado.

3 Mei 1830 Diponegoro serta rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manado serta ditawan di benteng Amsterdam.

Th. 1834 dipindahkan ke benteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan.

Pada Tanggal 8 Januari 1855 Diponegoro meninggal dunia serta dimakamkan di Makassar, pasnya di Jalan Diponegoro, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, sekitaran empat km. samping utara pusat Kota Makassar.

Selesainya Perang Jawa sebagai akhir perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak menelan korban dipihak pemerintah Hindia banyak 8. 000 serdadu berkebangsaan Eropa, 7. 000 pribumi, serta 200. 000 orang Jawa.

Dan Selesainya Perang jawa banyaknya Muncul Permainan Judi yang salah satunya adalah Prediksi togel yang sangat berkembang pesat dan banyak pula para pembuat prediksi salah satunya Angka Siluman yang membuat Prediksi togel hari ini serta menyediakan keluaran nomor togel yang sangat akurat.

Monday, February 5, 2018

Sejarah Singkat Kehidupan Mohammad Hatta

Sejarah Singkat Kehidupan Mohammad Hatta

Sejarah Singkat Kehidupan Mohammad Hatta

TanpaJasa. - Drs. Mohammad Hatta (1902–1980) adalah wakil presiden pertama RI (1945–1957) dan sebagai bapak koperasi Indo-nesia. Beliau juga sangat berperan dalam upaya memperoleh pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda terhadap kedau-latan RI. Mohammad Hatta lahir di Bukit-tinggi, Sumatra Barat pada 12 Agustus1902. Jenjang pendidikannya ditempuh di Europoesche Lagere School (ELS) di Bukit-tinggi, Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) di Padang, dan Handels Middelsbare School (HMS) di Jakarta.

Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond. Tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar di Handels Hoge School Rotterdam. Ia mendaftar pada Indische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). 

Koran Hindia Poetra, terbit & pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Perpanjangan rencana studinya itu memungkinkan Hatta terpilih menjadi Ketua PI pada tanggal 17 Januari 1926. Pada kesempatan itu, ia berpidato tentang Struktur Ekonomi.

Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Pada tahun 1926, Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis.
Dengan Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojoadiningrat, Hatta dipenjara selama lima setengah bulan. Pada tanggal 22 Maret 1928, mahkamah pengadilan di Den Haag membebaskan keempatnya dari segala tuduhan. Dalam sidang bersejarah, Hatta mengemukakan pidato pembelaan yg mengagumkan yakni "Indonesia Vrij" atw "Indonesia Merdeka".

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta para tokoh lainnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan dan Drs. Moh. Hatta sebagai pendampingnya, bahkan dalam teks proklamasi tersebut tercantum nama dan tanda tangan mereka berdua atas nama bangsa Indonesia. Oleh karena itulah, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta diberi gelar sebagai pahlawan proklamator pada tahun 1986.

Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Hatta juga mengusahakan agar majalah perkumpulan, Hindia Poetra, terbit secara teratur sebagai dasar pengikat antaranggota. 

Pada tahun 1924 majalah ini berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Hatta lulus dalam ujian handels economie (ekonomi perdagangan) pada tahun 1923. Semula dia bermaksud menempuh ujian doctoral di bidang ilmu ekonomi pada akhir tahun 1925 - Sejarah Kehidupan Mohammad Hatta. Karena itu pada tahun 1924 dia non-aktif dalam PI. Tetapi waktu itu dibuka jurusan baru, yaitu hukum negara dan hukum administratif. Hatta pun memasuki jurusan itu terdorong oleh minatnya yang besar di bidang politik.

Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi untuk Daulat Ra'jat dan melakukan berbagai kegiatan politik, terutama pendidikan kader-kader politik pada Partai Pendidikan Nasional Indonesia. 

Prinsip non-kooperasi selalu ditekankan kepada kader-kadernya. Reaksi Hatta yang keras terhadap sikap Soekarno sehubungan dengan penahannya oleh Pemerintah Kolonial Belanda, yang berakhir dengan pembuangan Soekarno ke Ende, Flores, terlihat pada tulisan-tulisannya di Daulat Ra'jat, yang berjudul "Soekarno Ditahan" (10 Agustus 1933), "Tragedi Soekarno" (30 Nopember 1933), dan "Sikap Pemimpin" (10 Desember.

Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal. Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.

Pada awal Agustus 1945, Panitia Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dengan Soekamo sebagai Ketua dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Ketua. Anggotanya terdiri dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia, sembilan dari Pulau Jawa dan dua belas orang dari luar Pulau Jawa. Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mempersiapkan proklamasi dalam rapat di rumah Admiral Maeda (JI Imam Bonjol, sekarang), yang berakhir pada pukul 03.00 pagi keesokan harinya. Panitia kecil yang terdiri dari 5 orang, yaitu Soekamo, Hatta, Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Malik memisahkan diri ke suatu ruangan untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan.

Indonesia harus mempertahankan kemerdekaannya dari usaha Pemerintah Belanda yang ingin menjajah kembali. Pemerintah Republik Indonesia pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Dua kali perundingan dengan Belanda menghasilkan Perjanjian Linggarjati dan Perjanjian Reville, tetapi selalu berakhir dengan kegagalan akibat kecurangan pihak Belanda. Untuk mencari dukungan luar negeri, pada Juli I947, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. dengan menyamar sebagai kopilot bernama Abdullah (Pilot pesawat adalah Biju Patnaik yang kemudian menjadi Menteri Baja India di masa Pemerintah Perdana Menteri Morarji Desai). Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB agar Belanda dihukum.

Selama menjadi Wakil Presiden, Bung Hatta tetap aktif memberikan ceramah-ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi. Dia juga tetap menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi dan koperasi. Dia juga aktif membimbing gerakan koperasi untuk melaksanakan cita-cita dalam konsepsi ekonominya. Tanggal 12 Juli 1951, Bung Hatta mengucapkan pidato radio untuk menyambut Hari Koperasi di Indonesia. Karena besamya aktivitas Bung Hatta dalam gerakan koperasi, maka pada tanggal 17 Juli 1953 dia diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia di Bandung. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi antara lain dituangkan dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).
Pada tangal 27 Nopember 1956, ia memperoleh gelar kehormatan akademis yaitu Doctor Honoris Causa dalam ilmu hukum dari Universitas Gajah Mada di Yoyakarta. Pada kesempatan itu, Bung Hatta mengucapkan pidato pengukuhan yang berjudul "Lampau dan Datang". Sesudah Bung Hatta meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI, beberapa gelar akademis juga diperolehnya dari berbagai perguruan tinggi.

Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa dalam bidang Ekonomi - Sejarah Kehidupan Mohammad Hatta. Universitas Indonesia memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum. Pidato pengukuhan Bung Hatta berjudul "Menuju Negara Hukum".

Pada tanggal 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto menyampaikan kepada Bung Hatta anugerah negara berupa Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" pada suatu upacara kenegaraan di Istana Negara. Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980 di Rumah Sakit Dr Tjipto Mangunkusumo, Jakarta, pada usia 77 tahun dan dikebumikan di TPU Tanah Kusir pada tanggal 15 Maret 1980.

Saturday, February 3, 2018

Kisah Perjuangan Soekarno Sang Proklamator dan Presiden RI Pertama

Kisah Perjuangan Soekarno Sang Proklamator dan Presiden RI Pertama

Kisah Perjuangan Soekarno Sang Proklamator dan Presiden RI Pertama

TanpaJasa. - Soekarno merupakan Presiden Indonesia pertama. Dia jugalah pahlawan bangsa, serta sang proklamator kemerdekaan Republik Indonesia. Soekarno merupakan presiden yang berani melawan musuh yang dipandang dapat mengganggu kedaulatan Republik Indonesia. Bagaimana profil Soekarno serta bagaimana cerita hidupnya, tersebut kami paparkan.

Cerita Hidup Soekarno 


Soekarno yang umum di panggil Bung Karno ini lahir di Surabaya, 6 Juni 1901 dengan nama Koesno Sosrodihardjo. Waktu kecil, Soekarno cuma tinggal satu tahun lebih dengan orang tuanya di Blitar. Semasa SD sampai tamat ia tinggal di Surabaya. Ia meneruskan sekolah di HBS (Hoogere Burger School) . Waktu belajar di HBS itu, Soekarno sudah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS th. 1920, geser ke Bandung serta melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang saat ini jadi ITB) . Ia berhasil memperoleh titel " Ir " pada 25 Mei 1926.

Pada 4 Juli 1927 Soekarno dirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mengakibatkan, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Dia digolongkan jadi tahanan yang beresiko. Bung Karno muda demikian semangat memperjuangkan kemerdekaan. Namun mulai sejak dipenjara komunikasi Bung Karno dengan rekan-rekan seperjuangannya hampir putus.

Delapan bln. lalu ia baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menuntut, beliau memperlihatkan kemurtadan Belanda. Pembelaannya itu buat Belanda semakin geram. Sehingga pada Juli 1930, PNI juga dibubarkan.

Setelah bebas pada th. 1931, Soekarno gabung dengan Partindo serta sekalian memimpinnya. Mengakibatkan, beliau kembali di tangkap Belanda serta dibuang ke Ende, Flores, th. 1933. Empat th. lalu dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah lewat perjuangan yang sangat panjang, serta mesti alami sekian kali dipenjara serta diasingkan, pada akhirnya Bung Karno serta Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada th. 1945. Ia juga yang merumuskan Pancasila jadi basic Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka, Soekarno jadi presiden pertama serta wakilnya merupakan Bung Hatta. Soekarno merupakan presiden yang dapat menjadikan satu nusantara. Bahkan ia dapat menyatukan bangsa-bangsa di Asia serta Afrika dalam konferensi Asia Afrika di Bandung pada th. 1955 yang lalu berkembang jadi Pergerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang membawa dampak penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Soekarno juga kirim surat Supersemar untuk mengamankan negara yang kacau. Namun kelihatannya Supersemar jadikan legitimasi untuk ambil alih kekuasaan serta singkirkan Soekarno. MPR juga mengangkat Soeharto jadi presiden. Keaslian Supersemar juga sampai sekarang ini masih tetap misteri.

Pada th. 21 Juni 1970 Soekarno wafat dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta serta dimakamkan di Blitar, Jawa timur di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya jadi " Pahlawan Proklamasi " .

Friday, February 2, 2018

10 Pahlawan nasional Yang Paling Menginspirasi Bangsa Indonesia

10 Pahlawan nasional Yang Paling Menginspirasi Bangsa Indonesia

10 Pahlawan nasional Yang Paling Menginspirasi Bangsa Indonesia

TanpaJasa. - Bulan Agustus jadi bln. yang paling terutama dalam peristiwa bangsa Indonesia. Persisnya pada tanggal 17 Agustus, semuanya rakyat di negeri ini memperingati Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Kemerdekaan dari tangan beberapa penjajah, Belanda serta Jepang ini sendiri tdk terlepas dari perjuangan beberapa pahlawan bangsa. Narasi kepahlawanan mereka juga masih tetap dikenang sampai sekarang ini. Tersebut 10 pahlawan nasional yang paling menimbulkan inspirasi bangsa Indonesia.

10.Bung Tomo.
Siapa yg tidak kenal dengan Bung Tomo? Sosok pahlawan nasional ini selamanya diidentikkan dengan Hari Pahlawan yang diperingati tiap-tiap tanggal 10 November. Pejuang sekalian tokoh jurnalis asal Surabaya itu berhasil kobarkan semangat juang rakyat Indonesia dengan semboyan ‘Merdeka atau Mati’ dalam pertempuran besar melawan pasukan penjajah di Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Momen itu dikenang jadi Hari Pahlawan.

9.Mohammad Hatta 
Tokoh nasional yang lebih di kenal dengan sapaan Bung Hatta ini sebagai salah seseorang proklamator. Sejak muda, pria kelahiran Bukittinggi, 12 Agustus 1902 serta lulusan Belanda ini telah di kenal jadi aktivis serta organisatoris, sampai jadi seseorang negarawan yang seringkali mengikuti Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah merdeka, dia juga diangkat jadi Wakil Presiden Indonesia, dengan Soekarno jadi presiden.

8.Pattimura 
Dia sebagai panglima perang dalam perjuangan rakyat Maluku melawan VOC Belanda. Dibawah komando Pattimura, beberapa kerajaan Nusantara seperti Ternate serta Tidore menyatu hadapi penjajah pada th. 1817. Tetapi, pria yang bernama asli Thomas Matulessy ini tertangkap serta digantung di Ambon pada tanggal 16 Desember 1817. Saat ini namanya juga dikenang jadi pahlawan nasional, serta jadikan nama jalan, stadion serta kampus.

7.Tuanku Imam Bonjol
Perlawanan heroik diperlihatkan oleh Tuanku Imam Bonjol dalam Perang Padri di Sumatera Barat. Selama lima th., dia dengan pasukannya berhasil buat penjajah ada masalah hadapi Kaum Padri, sampai pada th. 1838 Belanda selanjutnya bisa menangkapnya lewat tipu muslihat. Dahsyatnya pertempuran ini diabadikan berbentuk museum serta Monumen Imam Bonjol yang berada di Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

6.Cut Nyak Dhien 
Cut Nyak Dhien sebagai salah seseorang pahlawan nasional wanita dari Aceh. Dia turut memimpin perlawanan rakyat pada Belanda pada kala Perang Aceh, mulai sejak menikah dengan Teuku Umar di th. 1880. Tetapi, pada th. 1899, Teuku Umar juga gugur di tangan Belanda, maka Cut Nyak Dhien mesti berjuang sendiri memimpin pasukannya, sampai selanjutnya dia di tangkap pasukan Belanda di Meulaboh, Aceh pada th. 1901.

5Ki Hajar Dewantara
Nama Ki Hajar Dewantara identik dengan dunia pendidikan Indonesia. Bahkan juga, hari kelahiran pria asal Yogyakarta yang miliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini pada tanggal 2 Mei juga diperingati jadi Hari Pendidikan Nasional. Debutnya dalam dunia pendidikan merupakan jadi pendiri Perguruan Taman Siswa yang ditujukan utk beberapa masyarakat pribumi pada jaman penjahan Belanda yg tidak dapat memperoleh pendidikan.

4.Pangeran Diponegoro 
Pahlawan nasional ini di kenal karna memimpin Perang Diponegoro di Jawa pada kurun saat 1825-1830, yang terdaftar jadi perang dengan korban paling banyak dalam peristiwa Indonesia. Selama lima th., perang terbuka berlangsung di beberapa daerah utam di nyaris semua Pulau Jawa. Belanda juga pernah ada masalah menundukkan Pangeran Diponegoro, di mana beberapa ribu serdadu mereka jadi korban serta memicu kerugian 20 juta gulden.

3.RA Kartini 
Salah seseorang pahlawan nasional wanita ini udah menggunakan beberapa hidupnya utk memperjuangkan kesetaraan hak kaumnya. RA Kartini memanglah sebagai seseorang wanita ningrat yang miliki pemikiran moderat. Dia juga membangun sekolah pribadi utk golongan wanita bernama Sekolah Kartini di Semarang pada th. 1912. Untuk kembali kenang perjuangannya, tanggal lahirnya pada 21 April diperingati jadi Hari Kartini.

2.Jenderal Soedirman 
Diangkat jadi Panglima Besar TKR (saat ini TNI) pada tanggal 18 Desember 1948 dengan pangkat jenderal, Soedirman juga segera hadapi Agresi Militer II oleh Belanda ke Yogyakarta satu hari selanjutnya. Dengan pasukan kecil serta dokter pribadi, dia mulai perlawanan gerilya sepanjang tujuh bln.. Dia juga mengomandoi kesibukan militer di Jawa, termasuk juga Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta di pimpin Letnan Kolonel Soeharto.

1.Soekarno 
Inilah pahlawan nasional yang paling menimbulkan inspirasi bangsa Indonesia. Terkecuali jadi tokoh proklamator serta Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno dikenal juga jadi pencetus basic Negara, Pancasila. Tidak cuma itu saja, dia juga merupakan seseorang orator yang handal serta politikus cerdas yang kuasai delapan bhs. Tokoh bangsa yang di kenal dengan sapaan Bung Karno ini selamanya dapat menggetarkan hati beberapa pendengarnya pas berpidato.